Pages

Thursday 2 May 2013

Menjadi Terlihat atau Tersembunyi

Saya sering merasa heran ketika melihat acara di tv. Terutama pada acara pencarian bakat. Di situ terlihat banyak sekali orang yang berpenampilan heboh dan malah aneh menurut saya. Kebanyakan dari mereka memiliki tujuan untuk dikenal banyak orang. Mungkin itu adalah suatu hal yang wajar di saat ini. Tapi entah kenapa saya merasa aneh. Mungkin karena prinsip saya yang berbeda dengan sebagian besar dari mereka. Memang benar, menjadi terkenal adalah hal yang menyenangkan. Orang-orang jadi mengelu-elukan, banyak yang menyapa, bahkan hal remeh yang dimiliki pun menjadi hal yang berharga di mata orang lain terutama yang jadi penggemar.
Jujur saja, saya pribadi bukanlah orang yang ingin dikenal. Saya malah sangat suka mengenal orang banyak tanpa mereka harus mengenal saya. Apalagi orang yang baru saya temui. Saya lebih memilih menjadi seseorang yang tak terlihat. Dengan ke-tidak terlihat-an tersebut, saya malah jadi lebih mengerti banyak hal. Sebagaimana seorang intelijen, saya sering mengetahui banyak informasi dari pihak luar dan mengolahnya untuk berbagai tujuan yang saya inginkan. Contohnya, dengan ke-tidak terlihat-an tersebut saya bisa menenangkan gejolak yang pernah terjadi di keluarga saya (maaf tidak bisa saya ceritakan lebih detail karena menurut saya ini adalah suatu hal yang tidak perlu diceritakan secara detail kepada khalayak ramai). Saya melakukannya dengan menjadi seorang pendengar untuk kedua belah pihak dan lalu saya simpulkan masalahnya. Kemudian saya mencoba menenangkan kedua belah pihak dengan cara saya.
Dengan ke-tidak terlihat-an tersebut, saya juga bisa bebas keluar masuk kemanapun. Bahkan, saya bisa bergaul dengan dua orang yang berbeda ideologi sama sekali (misal, orang ber-ideologi liberal dan yang ber-ideologi sosialis). Alhamdulillah, hasil pergaulan tersebut menimbulkan hal yang baik untuk saya. Saya bisa memilah mana hal yang tepat dan akhirnya pencarian tersebut memang kembali kepada hal yang sudah saya kenal sejak lama. Yaitu Islam. Pada awalnya memang saya menjadi terombang-ambing dan sempat tersesat. Tapi memang saya ditakdirkan Allah untuk kembali dan itulah kenapa saya mengucap syukur kepada Allah.
Yang jelas, menjadi terkenal atau tidak, jadilah manusia yang bertanggung jawab. Janganlah dengan keterkenalan kita malah melakukan hal yang buruk. Misalnya, berpendapat bahwa seks bebas itu halal, homoseks dan lesbian tidak berdosa, atau malah melakukan hal nyeleneh yang bertentangan dengan norma-norma. Berilah contoh dengan keterkenalan. Sedangkan yang tidak (ingin) terkenal atau tidak (ingin) terlihat, jadilah seorang tidak terlihat yang baik. Karena terkadang seekor semut bisa mengagetkan seorang manusia ketika ia menggigit.