Pages

Friday 12 April 2013

Hikmah Semifinalis Liga Champion

Semifinal Liga Champion untuk tahun 2013 ini menghasilkan 2 klub asal Jerman dan 2 klub asal Spanyol. Mereka adalah Bayern Munchen, Borussia Dortmund, Real Madrid, dan Barcelona. Menurut saya, hasil tersebut adalah pertanda kemenangan sistem pembinaan berkelanjutan yang dipadu dengan kekuatan keuangan. Keempat tim tersebut memiliki pemain asli binaan atau dikembangkan oleh klub mereka sendiri. Di Bayern Munchen kita bisa melihat Schweinsteiger, Mueller, dan Badstuber. Di Borussia Dortmund diantaranya ada Schmelzer, Goetze, dan Gundogan. Lalu di Real Madrid ada Casillas,Morata, dan Nacho. Sedangkan di Barcelona ada Xavi, Messi, dan Pedro. Lalu dari kondisi keuangan, kita juga bisa melihat kalau Real Madrid, Barcelona, dan Bayern Munchen berada di daftar 10 klub terkaya di dunia. Itu sebabnya mereka bisa membeli pemain berkualitas macam Christiano Ronaldo, Kaka, dan Benzema (Real Madrid), Dani Alves, David Villa, Alexis Sanchez (Barcelona), dan Robben, Ribery, dan Neuer (Bayern Munchen). Borussia Dortmund memang tidak termasuk 10 klub terkaya, tetapi dengan penggunaan pemain yang sebagian besar adalah produk binaan mereka sendiri, mereka bisa melakukan efisiensi yang tinggi sehingga kondisi keuangan mereka stabil.
Ada hikmah yang bisa kita ambil dari hal ini. Karena seperti yang kita tahu bahwa Allah tidak akan menciptakan apa-apa yang ada di dunia ini tidaklah sia-sia. Diantaranya adalah hikmah untuk klub-klub sepakbola yang ada di Indonesia ini agar mereka bisa meniru yang baik dalam manajemen pengelolaan klub dan membuang yang buruk. Sedangkan untuk saya sendiri, hikmahnya adalah saya harus memperbaiki manajemen keuangan saya. Karena jika kita memiliki manajemen keuangan yang baik, semua hal yang akan kita lakukan insya Allah akan berjalan dengan baik. Misalnya, jika kita ingin punya rumah padahal gaji kita tidaklah besar. Kita harus mengatur keuangan kita terutama dalam hal pengeluaran. Kurangi boros dalam berbelanja, hambat keinginan membeli gadget baru kalau milik kita saat ini masih bagus, sisihkan sebagian penghasilan untuk kredit rumah dengan beban yang tidak besar, cari penghasilan tambahan lain, dan cara-cara lainnya yang tentunya akan sangat banyak jika kita mau memutar otak kita.Tapi kita jangan pernah berprinsip jika uang adalah segala-galanya. Uang itu hanyalah salah satu hal penting yang harus kita miliki tapi tanpa uang bukanlah akhir segalanya.
Hikmah lain yang bisa saya ambil adalah jika kita ingin kebiasaan baik menyebarluas, maka mulailah kepada anak-anak kecil. Cara tersebut lebih efektif daripada cara konvensional (berdakwah atau berorasi langsung kepada orang yang sudah dewasa). Seperti yang sudah pernah saya dengar, bahwa Barcelona dengan permainan Tiki-Taka-nya memang sudah dipraktekkan sejak di akademi sepakbola mereka. Itu sebabnya pemain senior mereka sudah fasih memainkan pola permainan ini dengan baik dan bahkan itu bukan lagi gerak yang dipikirkan. Bisa jadi itu sudah menjadi gerak refleks yang secara otomatis akan mereka lakukan ketika mereka bermain sepakbola. Saya berpikir jika kita menanamkan hal yang sama kepada anak kecil, maka mereka juga akan mengikuti apa yang ditanam sejak kecil tersebut sampai mereka dewasa. Hal ini saya alami sendiri dalam banyak hal. Contohnya adalah kebiasaan saya mengucapkan salam sebelum masuk rumah orang lain saat bertamu dan jika si pemilik tidak menyuruh masuk, maka saya akan tetap berada di luar. Kebiasaan tersebut saya lakukan sampai saat ini. Bahkan saya pernah merasa sangat bersalah karena suatu saat saya pernah tidak sengaja masuk langsung ke rumah sebelum si pemilik rumah tersebut mempersilahkan gara-gara saya salah dengar kalimatnya.
Ya, inilah pendapat saya kalo ada hikmah yang lain, bagi-bagi dong. Biar kita bisa saling mengambil hikmah.